%0 Journal Article %T Kekuatan Momen Penampang Komposit Girder I %A Sungkono Sungkono %J - %@ 1907-753X %D 2016 %R http://dx.doi.org/10.12962/j2579-891X.v14i1.3044 %X Perilaku bagian komposit balok sederhana maupun menerus dalam perkembangan pengetahuan telah banyak dipublikasikan. Publikasi oleh Wittry (1983) telah menjadi bagian penting dalam spesifikasi RSNI (Rencana Standar Nasional Indonesia) T-03-2005, mengacu pada BMS-1992 dan AASHTO (1994). Perencanaan jembatan komposit baja beton yang mengacu pada spesifikasi tersebut, membutuhkan Alternatif baru. Permasalahan, pada spesifikasi RSNI T-03-2005 mengandung kendala yang membatasi pemakaian jenis-jenis baja berkekuatan leleh tinggi dalam pembangunan konstruksi jembatan. Metode usulan Aaron JY yang ditinjau, telah dikembangkan oleh Yakel AJ dan Azizinami A dan diusulkan untuk digunakan dalam spesifikasi AASTHO. Hasil studi ini menunjukkan bahwa momen nominal yang dihitung dengan metode usulan Aaron JY lebih besar daripada metode AASHTO 1994 atau RSNI T-03-2005, sehingga bisa dikatakan bahwa metode AASTHO (1994) lebih konservatif dari metode yang diusulkan oleh Aaron JY (2005). Rasio daktilitas Hp/H' dari AASHTO lebih besar daripada metode Aaron JY, 1,36 > 1,105. Untuk baja struktural A709 Mutu 345, ini bisa dilihat dari perbedaan penggunaan faktor modifikasi daktilitas yaitu 0,7/7,5 = 0,09 untuk AASTHO (1994) dan 1/8,7 = 0,11 untuk metode usulan. Oleh karena itu, akan mempengaruhi nilai kuat momen nominal. Faktor reduksi kekuatan momen=(£¿£¿_£¿£¿£¿£¿£¿¡ä)/(10£¿£¿_£¿£¿£¿5£¿£¿¡ä) ";1 ¡Ü Hp /H¡ä ¡Ü 5;" rentang nilai r adalah 0% sampai dengan 9% %K kekuatan momen %K balok komposit %K jembatan girder. %U http://iptek.its.ac.id/index.php/jats/article/view/3044