全部 标题 作者
关键词 摘要

OALib Journal期刊
ISSN: 2333-9721
费用:99美元

查看量下载量

相关文章

更多...
-  2017 

Perbedaan Antara Parasetamol dan Ketolorak Terhadap Kadar Substansi Serum Tikus Wistar Sebagai Analgesik

DOI: 10.14710/jai.v9i1.19853

Keywords: analgesik preemptive, substansi P, parasetamol, ketorolac

Full-Text   Cite this paper   Add to My Lib

Abstract:

Latar Belakang:Analgesik preemptif merupakan intervensi analgesik yang dimulai sebelum stimulasi noksius muncul dalam hubungannya dengan blok perifer maupun nosisepsi sentral. Tujuanannya untuk menurunkan nyeri akut pasca trauma jaringan, mencegah modulasi nyeri pada SSP dan mencegah terjadinya nyeri kronis. Elemen penting dalam proses persepsi nyeri adalah substansi P dimana Fungsi sensoris substansi P diperkirakan berkaitan dengan transmisi informasi nyeri ke sistem saraf pusat. Parasetamol dan ketorolak sebagai obat anti-inflamasi non steroid dengan efek antipiretik dan analgetik. Berperan dalam menghambat enzim siklooksigenase. Hal ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan kadar substansi P tikus wistar pada keduanya sebagai pilihan analgesik preemptif. Tujuan: Mengetahui perbedaan efektivitas antara Parasetamol dan Ketorolak yang dinilai dari kadar Substansi P pada tikus Wistar sebagai analgesik preemptif. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik dengan disain Rondomize Pre and Post test control group design. Sejumlah 21 ekor tikus, dibagi menjadi tiga kelompok yang dilakukan secara acak masing-masing terdiri dari 7 ekor tikus untuk kelompok kontrol (K), 7 ekor tikus untuk kelompok perlakuan parasetamol atau K(1), 7 ekor tikus untuk kelompok perlakuan ketorolak atau K(2). Setelah adaptasi selama 7 hari, tikus-tikus dari kelompok perlakuan maupun kontrol dilakukan pembiusan dengan menggunakan ketamin. Satu jam sebelum pembiusan, kelompok K (1) diberi injeksi paracetamol 18 mg intravena dan kelompok K(2) diberi injeksi ketorolak 0,54 mg intravena. Sesudah terbius, bulu di sekitar punggung dicukur bersih dan didesinfeksi menggunakan betadine. Selanjutnya dibuat irisan sepanjang 2 cm dan kedalaman sampai subkutan. Luka irisan dibersihkan dan dioles larutan betadine, kemudian luka ditutup dengan lima jahitan tunggal sederhana menggunakan benang side. Selanjutnya jahitan dibersihkan, diolesi betadin dan dirawat. Paska pembedahan juga diberikan penisilin oil 15 mg. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaa kadar Substansi P dilakukan pada kelompok K, K(1) dan K(2) 1 jam sebelum pemberian parasetamol dan ketorolak, dan pada jam ke-4 setelah dilakukan insisi pada tikus wistar. Hasil: Dilakukan perlakuan terhadap tikus wistar, terdapat 2 ekor yang drop out, sehingga jumlah sampel yang dianalisa sebanyak 30 sampel. Pada Uji Mann-Whitney kadar substansi P dalam kelompok parasetamol dibandingkan dengan kelompok ketorolak dibentuk secara signifikan berbeda (p = 0,016; p <0,005), sedangkan kadar substansi P kelompok Parasetamol ditemukan lebih

Full-Text

comments powered by Disqus

Contact Us

service@oalib.com

QQ:3279437679

WhatsApp +8615387084133