|
AKAR-AKAR RADIKALISME ISLAM DALAM TAFSIR FI ZILAL AL-QUR’AN KARYA SAYYID QUTBAbstract: Radicalism and fundamentalism have been an alarming problem for contemporary Indonesia. These have been rooted in enclosed views of Muslim towards their sacred texts as many Qur’anic exegeses mentioned. However, these exegeses are historically embedded as the author’s responses towards certain condition. This article discusses one of most influential Quranic exegesis within Islamist circle, FiZilal al-Qur’an. Authored by an Islamist thinker, Sayyid Qutb, this exegesis has been inspiring many Islamic radical-fundamentalist groups around the world. It is argued despite the exegesis represents the author’s personal world views, it is without a doubt “Islamic activism interpretation” (harakiy) model of Quranic exegesis. [Persoalan radikalisme dan fundamentalisme agama semakin mewarnai kehidupan keberagamaan di Indonesia akhir-akhir ini. Hal ini tentu saja terjadi karena berbagai macam hal. Salah satu yang turut andil dalam membentuk sikap radikalisme dan fundamentalisme dalam Islam adalah pemahaman terhadap ajaran agama yang sangat eksklusif dan hal ini salah satunya sangat dipengaruhi kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh para ulama yang notabene merupakan karya dan refleksi dari situasi dan kondisi yang dihadapi sang pengarang. Tafsir karya Sayyid Qutb, Fi Zilal al-Qur’an, selama ini menjadi salah satu kitab tafsir yang populer di kalangan umat Islam termasuk umat Islam di Indonesia. Tafsir ini dianggap sebagai penyemangat bagi umat Islam untuk berjihad karena situasi saat ini dianggap sedang mengalami ketertindasan. Beberapa ulama menilai corak dan karakteristik tafsir Sayyid Qutb ini dengan berbeda-beda, ada yang mengatakan tafsir Sayyid Qutb ini bercorak h}arakiy (pergerakan), ada yang menyatakan tafsir ini hanyalah kumpulan khutbah serta pendapat pribadi karena tidak memakai metode tafsir tradisional, ada yang menyatakan tafsir ini adalah tafsir yang bercorak praksis dan ideologis.] Kata Kunci: Tafsir, Sayyid Qutb, radikalisme, fundamentalisme
|